
Oleh : Manjilala, S.Gz, M.Gizi
Pasca-pembedahan adalah fase kritis dalam perjalanan pemulihan pasien. Selain perawatan medis, pola makan atau diet pasca-bedah memainkan peran penting dalam mempercepat proses penyembuhan. Diet yang tepat dapat membantu tubuh memperbaiki kerusakan jaringan, mengembalikan keseimbangan gizi, dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien.
Namun, tidak semua makanan cocok dikonsumsi setelah operasi. Setiap jenis pembedahan membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam pemberian makanan. Artikel ini akan membahas secara rinci tahapan diet pasca-bedah, kebutuhan zat gizi, bahan makanan sehari dan nilai gizinya, serta makanan yang tidak dianjurkan. Semua informasi berdasarkan panduan medis yang telah Anda unggah.
Apa Itu Diet Pasca-Bedah?
Diet pasca-bedah adalah pengaturan makanan khusus untuk pasien setelah menjalani operasi. Diet ini disesuaikan dengan jenis operasi—apakah operasi kecil (minor) atau besar (mayor)—dan kondisi pasien. Tujuan utama dari diet ini adalah:
- Memenuhi kebutuhan dasar tubuh seperti cairan, energi, dan protein.
- Menggantikan kehilangan zat gizi seperti protein, glikogen, zat besi, dan elektrolit.
- Mempercepat pemulihan tubuh dan meningkatkan daya tahan pasien terhadap infeksi.
Tahapan Diet Pasca-Bedah
Diet pasca-bedah tidak bisa diberikan secara sembarangan. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui sesuai dengan kemampuan tubuh pasien menerima makanan. Tahapan ini meliputi:
1. Diet Pasca-Bedah I
Diet ini diberikan segera setelah pasien sadar sepenuhnya dan rasa mual hilang. Cocok untuk pasien pasca-bedah kecil dan besar. Makanan yang diberikan berupa cairan jernih seperti:
- Air putih.
- Teh manis.
- Kaldu.
Jumlah makanan yang diberikan dimulai dari 30 ml/jam dan bertahap meningkat. Diet ini hanya diberikan dalam waktu singkat karena tidak mencukupi kebutuhan gizi tubuh.
2. Diet Pasca-Bedah II
Diet ini diperuntukkan bagi pasien yang baru menjalani operasi besar saluran cerna atau sebagai transisi dari Diet I. Bentuk makanan yang diberikan lebih kental, seperti:
- Sup.
- Susu.
- Kaldu.
Makanan diberikan 8-10 kali sehari dalam porsi kecil untuk memudahkan pencernaan. Jumlah cairan dimulai dari 50 ml/jam. Namun, ada beberapa bahan makanan yang tidak dianjurkan dalam diet ini, yaitu:
- Air jeruk.
- Minuman berkarbonasi.
3. Diet Pasca-Bedah III
Tahapan ini merupakan lanjutan dari Diet II atau untuk pasien operasi besar saluran cerna. Makanan yang diberikan berupa makanan saring, seperti:
- Bubur halus.
- Susu.
- Biskuit.
Total cairan yang diberikan tidak boleh melebihi 2000 ml sehari untuk menghindari tekanan pada saluran pencernaan. Dalam tahap ini, makanan berbumbu tajam dan minuman berkarbonasi juga tidak dianjurkan.
Tambahan gizi dalam diet ini sangat penting. Berikut adalah contoh nilai gizi tambahan:
- Energi: 337 kkal.
- Protein: 8 gram.
- Lemak: 12 gram.
- Karbohidrat: 50 gram.
- Kalsium: 246 mg.
4. Diet Pasca-Bedah IV
Tahapan terakhir dari diet pasca-bedah adalah Diet IV. Diet ini diberikan dalam bentuk makanan lunak, seperti:
- Bubur atau tim.
- Puding.
- Susu.
Makanan diberikan 3 kali sehari sebagai makanan utama dan 2-3 kali sebagai makanan selingan. Jika makanan pokok tidak habis, pasien dapat menggantinya dengan 2 buah biskuit atau 1 porsi puding dengan susu.
Seperti pada Diet III, makanan berbumbu tajam dan minuman berkarbonasi tidak dianjurkan.
Diet Pasca-Bedah dengan Bantuan Pipa
Tidak semua pasien pasca-bedah dapat mengonsumsi makanan secara oral. Dalam beberapa kasus, seperti pasien dengan kesadaran rendah atau gangguan menelan, makanan harus diberikan melalui bantuan pipa. Ada dua jenis diet yang digunakan:
1. Diet Lewat Pipa Lambung
- Indikasi: Pasien dengan gangguan mengunyah atau menelan.
- Pemberian: Makanan cair dengan formula enteral (1 kkal/ml) sebanyak 250 ml setiap 3 jam.
- Tujuan: Merangsang peristaltik lambung dan memastikan pasien mendapatkan asupan kalori yang cukup.
2. Diet Lewat Pipa Jejunum
- Indikasi: Pasien yang tidak dapat menerima makanan melalui lambung.
- Pemberian: Makanan cair elemental yang langsung diserap oleh tubuh. Makanan diberikan perlahan untuk menghindari diare atau kejang.
Kebutuhan Zat Gizi Diet Pasca-Bedah
Kebutuhan zat gizi pasien pasca-bedah disesuaikan dengan kondisi tubuhnya. Berikut adalah rincian kebutuhan zat gizi:
- Energi: 30-40 kkal/kg berat badan per hari.
- Protein: 1-1,8 g/kg berat badan per hari.
- Lemak: 20-25% dari kebutuhan energi total.
- Karbohidrat: Sebagai pelengkap energi setelah kebutuhan protein dan lemak terpenuhi.
- Vitamin: Cukup, terutama vitamin A, B, C, dan K.
- Mineral: Penting untuk mendukung keseimbangan elektrolit.
- Cairan: 1500-2500 ml/24 jam atau 30-35 ml/kg berat badan.
Bahan Makanan Tidak Dianjurkan
Untuk menghindari komplikasi, beberapa bahan makanan harus dihindari dalam diet pasca-bedah. Bahan makanan yang tidak dianjurkan meliputi:
- Diet Pasca-Bedah II: Air jeruk dan minuman berkarbonasi.
- Diet Pasca-Bedah III dan IV: Makanan berbumbu tajam dan minuman berkarbonasi.
Kesimpulan
Diet pasca-bedah adalah bagian integral dari perawatan pasien setelah operasi. Pemilihan makanan yang tepat dan pemberian secara bertahap dapat membantu mempercepat pemulihan, mengurangi risiko komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan pola makan terbaik sesuai kondisi pasien.
Dengan informasi ini, Anda dapat memahami pentingnya diet pasca-bedah dan bagaimana mengelola asupan makanan pasien dengan tepat. Jika Anda sedang merawat seseorang pasca-operasi, panduan ini dapat menjadi langkah awal untuk mendukung proses pemulihannya.
Pasca-pembedahan adalah fase kritis dalam perjalanan pemulihan pasien. Selain perawatan medis, pola makan atau diet pasca-bedah memainkan peran penting dalam mempercepat proses penyembuhan. Diet yang tepat dapat membantu tubuh memperbaiki kerusakan jaringan, mengembalikan keseimbangan gizi, dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien.
Namun, tidak semua makanan cocok dikonsumsi setelah operasi. Setiap jenis pembedahan membutuhkan pendekatan yang berbeda dalam pemberian makanan. Artikel ini akan membahas secara rinci tahapan diet pasca-bedah, kebutuhan zat gizi, bahan makanan sehari dan nilai gizinya, serta makanan yang tidak dianjurkan. Semua informasi berdasarkan panduan medis yang telah Anda unggah.
Apa Itu Diet Pasca-Bedah?
Diet pasca-bedah adalah pengaturan makanan khusus untuk pasien setelah menjalani operasi. Diet ini disesuaikan dengan jenis operasi—apakah operasi kecil (minor) atau besar (mayor)—dan kondisi pasien. Tujuan utama dari diet ini adalah:
- Memenuhi kebutuhan dasar tubuh seperti cairan, energi, dan protein.
- Menggantikan kehilangan zat gizi seperti protein, glikogen, zat besi, dan elektrolit.
- Mempercepat pemulihan tubuh dan meningkatkan daya tahan pasien terhadap infeksi.
Tahapan Diet Pasca-Bedah
Diet pasca-bedah tidak bisa diberikan secara sembarangan. Ada tahapan-tahapan yang harus dilalui sesuai dengan kemampuan tubuh pasien menerima makanan. Tahapan ini meliputi:
1. Diet Pasca-Bedah I
Diet ini diberikan segera setelah pasien sadar sepenuhnya dan rasa mual hilang. Cocok untuk pasien pasca-bedah kecil dan besar. Makanan yang diberikan berupa cairan jernih seperti:
- Air putih.
- Teh manis.
- Kaldu.
Jumlah makanan yang diberikan dimulai dari 30 ml/jam dan bertahap meningkat. Diet ini hanya diberikan dalam waktu singkat karena tidak mencukupi kebutuhan gizi tubuh.
2. Diet Pasca-Bedah II
Diet ini diperuntukkan bagi pasien yang baru menjalani operasi besar saluran cerna atau sebagai transisi dari Diet I. Bentuk makanan yang diberikan lebih kental, seperti:
- Sup.
- Susu.
- Kaldu.
Makanan diberikan 8-10 kali sehari dalam porsi kecil untuk memudahkan pencernaan. Jumlah cairan dimulai dari 50 ml/jam. Namun, ada beberapa bahan makanan yang tidak dianjurkan dalam diet ini, yaitu:
- Air jeruk.
- Minuman berkarbonasi.
3. Diet Pasca-Bedah III
Tahapan ini merupakan lanjutan dari Diet II atau untuk pasien operasi besar saluran cerna. Makanan yang diberikan berupa makanan saring, seperti:
- Bubur halus.
- Susu.
- Biskuit.
Total cairan yang diberikan tidak boleh melebihi 2000 ml sehari untuk menghindari tekanan pada saluran pencernaan. Dalam tahap ini, makanan berbumbu tajam dan minuman berkarbonasi juga tidak dianjurkan.
Tambahan gizi dalam diet ini sangat penting. Berikut adalah contoh nilai gizi tambahan:
- Energi: 337 kkal.
- Protein: 8 gram.
- Lemak: 12 gram.
- Karbohidrat: 50 gram.
- Kalsium: 246 mg.
4. Diet Pasca-Bedah IV
Tahapan terakhir dari diet pasca-bedah adalah Diet IV. Diet ini diberikan dalam bentuk makanan lunak, seperti:
- Bubur atau tim.
- Puding.
- Susu.
Makanan diberikan 3 kali sehari sebagai makanan utama dan 2-3 kali sebagai makanan selingan. Jika makanan pokok tidak habis, pasien dapat menggantinya dengan 2 buah biskuit atau 1 porsi puding dengan susu.
Seperti pada Diet III, makanan berbumbu tajam dan minuman berkarbonasi tidak dianjurkan.
Diet Pasca-Bedah dengan Bantuan Pipa
Tidak semua pasien pasca-bedah dapat mengonsumsi makanan secara oral. Dalam beberapa kasus, seperti pasien dengan kesadaran rendah atau gangguan menelan, makanan harus diberikan melalui bantuan pipa. Ada dua jenis diet yang digunakan:
1. Diet Lewat Pipa Lambung
- Indikasi: Pasien dengan gangguan mengunyah atau menelan.
- Pemberian: Makanan cair dengan formula enteral (1 kkal/ml) sebanyak 250 ml setiap 3 jam.
- Tujuan: Merangsang peristaltik lambung dan memastikan pasien mendapatkan asupan kalori yang cukup.
2. Diet Lewat Pipa Jejunum
- Indikasi: Pasien yang tidak dapat menerima makanan melalui lambung.
- Pemberian: Makanan cair elemental yang langsung diserap oleh tubuh. Makanan diberikan perlahan untuk menghindari diare atau kejang.
Kebutuhan Zat Gizi Diet Pasca-Bedah
Kebutuhan zat gizi pasien pasca-bedah disesuaikan dengan kondisi tubuhnya. Berikut adalah rincian kebutuhan zat gizi:
- Energi: 30-40 kkal/kg berat badan per hari.
- Protein: 1-1,8 g/kg berat badan per hari.
- Lemak: 20-25% dari kebutuhan energi total.
- Karbohidrat: Sebagai pelengkap energi setelah kebutuhan protein dan lemak terpenuhi.
- Vitamin: Cukup, terutama vitamin A, B, C, dan K.
- Mineral: Penting untuk mendukung keseimbangan elektrolit.
- Cairan: 1500-2500 ml/24 jam atau 30-35 ml/kg berat badan.
Bahan Makanan Tidak Dianjurkan
Untuk menghindari komplikasi, beberapa bahan makanan harus dihindari dalam diet pasca-bedah. Bahan makanan yang tidak dianjurkan meliputi:
- Diet Pasca-Bedah II: Air jeruk dan minuman berkarbonasi.
- Diet Pasca-Bedah III dan IV: Makanan berbumbu tajam dan minuman berkarbonasi.
Kesimpulan
Diet pasca-bedah adalah bagian integral dari perawatan pasien setelah operasi. Pemilihan makanan yang tepat dan pemberian secara bertahap dapat membantu mempercepat pemulihan, mengurangi risiko komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk menentukan pola makan terbaik sesuai kondisi pasien.
Dengan informasi ini, Anda dapat memahami pentingnya diet pasca-bedah dan bagaimana mengelola asupan makanan pasien dengan tepat. Jika Anda sedang merawat seseorang pasca-operasi, panduan ini dapat menjadi langkah awal untuk mendukung proses pemulihannya.
Referensi :
Suharyati, dkk. 2019. Penuntun Diet dan Terapi Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Balinda, B. (2024). Asuhan Gizi Pada Pasien Pra dan Pasca Bedah Dengan Diagnosa Medis Malignant Neoplasm, Overlapping Lesion of Lip, Oral Cavity and Pharynx di RSPAL dr. Ramelan Surabaya (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Rahayu, K. N. (2024). PEMBERIAN DIET TINGGI ENERGI TINGGI PROTEIN PADA PASIEN DEWASA DENGAN PASCA BEDAH DEKOMPRESI LAMINEKTOMI SPONDYLOSIS LUMBAL. Jurnal Kesehatan Tambusai, 5(3), 9391-9400.