Oleh : Manjilala, S.Gz, M.Gizi
KADARZI atau Keluarga Sadar Gizi adalah sebuah konsep penting yang bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat melalui peran aktif keluarga. Dengan mengikuti indikator KADARZI, setiap keluarga dapat berkontribusi dalam membangun generasi yang sehat dan kuat. Apa saja langkah yang perlu dilakukan untuk mewujudkan keluarga sadar gizi? Simak penjelasannya berikut ini.
Indikator KADARZI
Ada lima indikator utama yang menjadi panduan dalam implementasi KADARZI:
- Menimbang Berat Badan Secara Teratur
Balita perlu ditimbang berat badannya setiap bulan dan hasilnya dicatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS). Cara mengukur ini dilakukan dengan melihat catatan penimbangan selama 6 bulan terakhir. Kesimpulannya adalah:- Baik: Jika balita ditimbang 4 kali berturut-turut atau lebih.
- Belum Baik: Jika balita ditimbang kurang dari 4 kali berturut-turut.
- Memberikan ASI Eksklusif hingga 6 Bulan
Bayi berumur 0–6 bulan sebaiknya hanya diberikan ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain. Cara mengukurnya dengan melihat catatan pemberian ASI di KMS atau bertanya kepada ibu tentang konsumsi makanan/minuman bayi dalam 24 jam terakhir. Kesimpulannya:- Baik: Jika hanya diberikan ASI saja.
- Belum Baik: Jika sudah diberikan makanan atau minuman lain.
- Mengkonsumsi Makanan Beragam
Keluarga perlu memastikan konsumsi makanan yang mencakup sumber karbohidrat, protein hewani, sayuran, dan buah setiap hari. Cara mengukur dengan bertanya tentang konsumsi lauk hewani dan buah dalam 2 hari terakhir (untuk balita) atau 3 hari terakhir (untuk keluarga). Kesimpulannya:- Baik: Jika konsumsi lauk hewani dan buah dilakukan setiap hari.
- Belum Baik: Jika tidak setiap hari mengkonsumsi lauk hewani dan buah.
- Menggunakan Garam Beryodium
Garam beryodium diperlukan untuk mencegah gangguan akibat kekurangan yodium, seperti pembengkakan kelenjar tiroid. Cara mengukurnya dengan uji yodina atau amilum pada garam yang digunakan keluarga. Kesimpulannya:- Baik: Jika garam berubah warna menjadi ungu.
- Belum Baik: Jika warna tidak berubah atau hanya sedikit berubah.
- Pemberian Suplemen Gizi Sesuai Anjuran
Suplemen seperti kapsul vitamin A untuk balita dan tablet tambah darah (TTD) untuk ibu hamil sangat penting untuk mencukupi kebutuhan gizi mikro. Cara mengukurnya dengan melihat catatan di KMS, buku KIA, atau bertanya kepada ibu. Kesimpulannya:- Baik: Jika suplemen diberikan sesuai jadwal.
- Belum Baik: Jika tidak diberikan sesuai anjuran.
Strategi Operasional KADARZI
Untuk memastikan keberhasilan implementasi KADARZI, beberapa strategi berikut dapat diterapkan:
- Penguatan Posyandu:
Posyandu berperan sebagai pusat pemantauan dan pencegahan dini gangguan pertumbuhan balita. Dengan fasilitas yang lebih baik dan petugas terlatih, posyandu dapat meningkatkan cakupan layanan gizi. - Edukasi dan Promosi Gizi:
Dilakukan melalui kampanye, advokasi, sosialisasi, serta Komunikasi Informasi Edukasi (KIE). Pendekatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang. - Kemitraan dengan Lintas Sektor:
Kerjasama dengan swasta, LSM, dan berbagai instansi pemerintah menjadi kunci untuk mendukung keberlanjutan program. Termasuk di dalamnya mobilisasi sumber daya untuk penyediaan pangan bergizi. - Pemenuhan Suplementasi Gizi:
Fokus pada keluarga kurang mampu dengan menyediakan kapsul vitamin A, tablet tambah darah, serta MP-ASI (Makanan Pendamping ASI) yang sesuai. - Peningkatan Kompetensi Petugas:
Petugas puskesmas dan jaringannya diberikan pelatihan terkait pengelolaan dan tata laksana pelayanan gizi untuk meningkatkan kualitas pelayanan. - Optimalisasi Surveilans Gizi:
Melalui pemantauan wilayah setempat (PWS-Gizi), sistem kewaspadaan dini gizi buruk, dan sistem kewaspadaan pangan dan gizi, data dapat digunakan untuk mengidentifikasi risiko dan merancang intervensi.
Kesimpulan
KADARZI bukan hanya sekadar konsep, tetapi langkah nyata yang harus diterapkan setiap keluarga untuk mewujudkan generasi sehat. Dengan mengikuti indikator dan strategi yang ada, keluarga dapat memainkan peran penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik. Yuk, mulai terapkan KADARZI di rumah kita!
Referensi : Kepmenkes RI No. 747/Menkes/SK/VI/2007, tentang Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga